Sebelumnya rumah makan ini bernama rumah makan ayam kosek, dengan menu
masih ada ayam bakar namun kurang peminatnya sehingga dihilangkan. Kalau
nama si pitung sendiri diambil karena sengaja dari konsep pertama ingin mengambil tema pendekar, sehingga memakai nama yang khas yang masih ada ciri Indonesia.
Dengan tema rumah makan ini dalah “Pendekar rasa nikmatnya tiada tara”
tujuannya yaitu ingin mengalahkan rumah makan lainnya dari segi rasanya. Dan usaha ini telah dibuka beberapa waktu lalu pada tanggal 17 januari 2015. Selama ini orang takut kalau mau masuk ke rumah makan ini, karena bentuk yang besar seperti restoran pada umumnya, dengan alasan takut dengan harganya yang mahal, untuk itu agar harga lebih terjangkau sehingga pemilik bisnis ini mengganti namanya menjadi seperti yang saat ini dengan nama Rumah Makan Si Pitung. Harapannya sehingga bisa dijangkau oleh semua masyarakat baik kelas bawah, menengah dan atas, karena harga di sini sama dengan di kaki lima.
Bangunan yang disewa ini dibagi jadi dua tempat ada yang menggunakan kursi
dan lesehan. Terdiri atas ruang VIP bisa menampung sebanyak 16 orang, selain itu ada ruangan lainya juga yang disediakan untuk kegiatan-kegiatan pertemuan dengan kapasitas 20 orang, biasanya digunakan untuk ibu-ibu arisan.
Bangunan yang disetting sengaja seperti rumah jawa itu, memiliki total daya
tampung 150 orang. “Potensi untuk bisnis kuliner untuk di Semarang jika saya liat cukup banyak peminatnya, karena orang Semarang itu suka makanan yang murah, enak dan nyaman. Sedangkan lokasi yang dipilih adalah strategis dekat dengan perkantoran di tengah kota yang banyak karyawannya seperti bangunan bank, ruko yang ramai dan mudah dilintasi serta dijangkau baik dari luar dan dalam kota Semarang. Rumah makan ini buka tiap harinya dari pukul 10 pagi sampai jam 9 malam lebih 15 menit, ”kata Melia pemilik usaha rumah makan itu.
Sedangkan dari segi untuk harga makanan disini terjangkau tidak terlalu merogoh kocek dalam-dalam. Seperti harga pada umumnya di warung-warung nasi penyet di kaki lima. Seperti menu ayam uleg dijual Rp 13 ribu, bebek uleg Rp 20 ribu, nila jawara Rp 17.500 serta pecel lele Rp 12 ribu. Salah satu pengunjung Ariawan mengatakan, makanan di sini sesuai dengan lidah orang Semarang yang suka tidak terlalu asin dan terlalu manis dan rasanya pas. Uniknya di sini ada menu nasi pitung yang baru pertama kali saya temukan. Harapannya menu kuliner seperti ini bisa dikembangkan lagi sehingga menambah variasi menu baru yang lainnya,”katanya, saat sedang makan siang bersama putrinya.
No comments:
Post a Comment